Zakat dikenal sebagai instrumen kesejahteraan peningkatan pemerataan ekonomi masyarakat. Menurut Charities Aid Foundation (CAF) melalui World Giving Index tahun 2023 menetapkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia selama enam tahun berturut-turut.
Umumnya zakat yang lebih banyak diketahui orang adalah zakat konsumtif, yaitu zakat berupa uang tunai atau makanan pokok yang diterima langsung oleh mustahik dari muzaki melalui lembaga amil zakat (Ab. Rashid & Sulaiman, 2020; Andrean & Arinta, 2023; Asysyafi’l et al., 2023; Maulina et al., 2023). Akan tetapi, jika di lihat dari jangka panjang, zakat konsumtif tidak efektif dalam menyejahterakan mustahik. Maka Zakat produktif hadir untuk kesejahteraan peningkatan pemerataan ekonomi masyarakat jangka panjang.
Zakat Produktif adalah zakat yang diberikan kepada mustahik berupa modal usaha atau yang lainnya yang digunakan untuk usaha produktif. Zakat produktif dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup mustahik sehingga bisa menjadikannya sebagai seorang muzaki dalam artian membuat mustahik penerima zakat kualitas hidupnya meningkat dan mandiri dari segi ekonomi (Abdullah, 2022).
Umat Muslim dianjurkan untuk memiliki sifat dermawan kepada semua orang. Sifat kedermawanan tersebut salah satunya tertuang dalam Hadist berikut:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’, No. 3289).
By : Khadijah – Mahasiswa STEI SEBI